Selasa, 25 April 2017

TANGGA

“KETIKA MENAIKI SEBUAH TANGGA UNTUK MENUJU PUNCAK 
NAMUN BARU MENAIKI SATU TANGGA TETAPI TANGGA ITU SUDAH ROBOH, 
DISITULAH SEMUA DIMULAI”


Namaku Kanila, mahasiswi semeseter akhir jurusan Analisis Kimia di Universitas Padjadjaran Bandung. Jurusan yang sebenernya ga sama sekali kepikiran buat aku jalani sekarang. Dulu, aku punya cita cita jadi seorang dokter. Bagiku, seorang dokter itu pekerjaan yang sangat mulia. Mereka bisa menjadi perantara untuk membantu orang orang yang sedang membutuhkan pertolongan karena sesungguhnya Allah swt. lah yang mengatur semuanya. Namun, Allah swt. punya rencana lain untukku. Sesungguhnya aku hanya minta yang terbaik karena menjadi seorang dokter bukanlah hal yang mudah. Amanah yang besar dan proses pendidikannya yang cukup berat membuatku sering bertanya pada diriku sendiri “Apakah aku mampu?”.

Cukup panjang proses yang aku jalani setelah lulus SMA untuk kuliah di tempatku sekarang. Aku daftar dan ikut berbagai test dari mulai perguruan tinggi negeri, politeknik negeri, hingga perguruan tinggi swasta. Semua itu ga mudah bagiku. Aku sempat berada pada kondisi yang benar benar terpuruk. Semua itu seolah olah ketika aku mulai menaiki sebuah tangga untuk mencapai puncak namun baru menaiki satu tangga tetapi tangganya sudah roboh huhu. Terkadang aku menyalahkan diriku sendiri, padahal semua itu salah besar. Aku terlalu optimis dan kurang siap menerima kekalahan. Seharusnya aku tidak begitu. Untungnya, alhamdulillah kedua orangtuaku dan keluargaku selalu ada buat aku. Mereka selalu memberikan motivasi dan menghiburku ketika hasil tidak sesuai dengan keinginanku. Mereka selalu mendukung apapun yang aku pilih. Sungguh, dibalik suatu masalah pasti ada hikmah yang bisa kita petik. Aku sangat bersyukur atas apa yang terjadi saat itu karena dengan adanya kejadian itu aku lebih dekat denganNya dan mulai mengerti apa arti dari “rejeki seseorang tidak akan pernah tertukar antara satu sama lain karena semua telah Allah swt. atur”.  Awalnya aku berpikir, ketika kita bisa mendapatkan nilai yang memuaskan maka mengapa tidak kita dapat mendapatkan apa yang kita inginkan. Namun semuanya tidak begitu. Aku salah besar. 

Dulu, aku berusaha dan berdoa untuk diluluskan di perguruan tinggi negeri dengan jurusan yang terbaik buat aku. Jurusan yang aku mampu dan bisa amanah disana, terlepas dari cita citaku yang ingin menjadi seorang dokter. Memang benar, begitu besar kekuatan doa. Alhamdulillah, Allah jawab doa aku. Sekarang aku sadar setelah aku jalani hampir 3 tahun, jurusan ini sesuai dengan passionku. Meskipun aku sempat mencoba untuk meraih cita citaku kembali di tahun keduaku saat kuliah dengan mengikuti test kembali namun tetap gagal. 


Yang bisa dipetik dari pengalaman ini adalah besarnya kekuatan doa dan jangan pernah putus asa karena Allah swt. lebih tahu apa yang terbaik untuk kita karena tidak semua apa yang kita inginkan adalah yang terbaik untuk kita. Selain itu, dari kejadian yang aku alami itu menjadikanku lebih dekat dengan Allah swt. Itulah yang terpenting dan aku sangat syukuri hingga sekarang. Maka dari itu, selain berusaha jangan lupa untuk berdoa, selebihnya serahkan semuanya kepada Allah swt. karena yang namanya rejeki tidak akan pernah tertukar. Diluar sana juga masih banyak orang orang dengan berbagai masalah yang lebih besar daripada apa yang aku alami dan masih banyak yang tidak seberuntung aku. "Keep sprit, because Allah swt. always beside us dan be husnudzon☺".


- KANILA M.S-



Tidak ada komentar:

Posting Komentar