“DIBALIK KEPALA DUA”
Ketika umurku beranjak 20 tahun, apa
yang aku rasakan? Tepat pada tanggal 31 Maret aku genap berusia 20 tahun. Saat itu,
terasa sangat berbeda dari tahun tahun sebelumnya ketika aku berulang tahun.
Dulu, ketika ulang tahun aku merasa sangat senang dan merupakan hal yang ku
tunggu tunggu. Ucapan dan doa dari orang orang terdekat menjadi hal yang salah
satunya membuat hari itu berbeda dari hari hari yang lain. Namun, apa yang aku
rasakan ketika ulang tahunku yang ke 20 itu terasa sangat berbeda. Kepala 2
dalam umurku sepertinya merupakan salah satu yang melatarbelakangi apa yang aku
rasakan saat itu. Beban rasanya mulai terasa dan banyak pertanyaan yang aku
lontarkan kepada diriku sendiri. Wajarkah hal itu terjadi? Apakah semua orang
mengalaminya? Entahlah, aku belum melakukan survey ataupun bertanya kepada
orang lain. Mungkin inilah namanya perubahan dari masa remaja menuju masa
dewasa? Aku tidak tahu.
Aku merasa
bingung dan pikiranku melantur kemana mana akibat pertanyaan yang aku tanyakan
kepada diriku sendiri. Mulai dari mau dibawa kemana hidupku ini? Apa yang sudah
aku dapatkan selama ini? Apa yang bisa aku banggakan dari diriku? Apa yang
sudah aku berikan untuk kedua orang tuaku dan keluargaku? Bagaimana hidup aku
untuk agamaku dan orang orang yang ada disekitarku? Apakah ilmu yang aku
dapatkan selama ini sudah bermanfaat? Apa yang aku cari dalam hidup ini? Dan
masih banyak lagi. Aku berpikir dan merenung. Banyak orang orang disekitarku
yang membuatku ingin seperti mereka karena mereka mempunyai banyak prestasi.
Banyak pula orang orang disekitarku yang datang kemudian pergi, terus menerus
hal ini terjadi. Banyak orang yang aku temukan dengan berbagai karakter yang
berbeda beda dan harus aku hadapi. Masih banyak lagi yang aku alami.
Galau rasanya.
Entah itu aku yang berlebihan atau memang adakala masa ini terjadi. Sejak hal
ini terjadi pada diriku, aku mulai mengubah mind setku. Aku menata tujuan, visi,
misi, serta prinsip hidupku. Tidak lupa aku harus selalu optimis dalam
menjalani sesuatu tetapi tidak boleh ambisius serta menjadikan sebuah
pengalaman menjadi guru yang terbaik. Aku juga mengubah cara pandangku terhadap
sesuatu hal dengan cara dapat menempatkannya di berbagai posisi. Aku juga mulai
memahami apa arti sukses menurutku karena sekarang tolak ukur kesuksesan
seseorang dinilai dari seberapa materi yang dia punya. Apakah hal tersebut
benar? Pendapatku itu kurang tepat. Memang benar yang namanya materi itu kita
butuhkan. Namun bagi aku, arti sukses yang sebenarnya menurutku adalah ketika
kita bisa membahagiakan kedua orang tua dan keluarga, bisa bermanfaat bagi
orang lain, serta membawa orang orang yang kita sayangi selalu ada dijalanNya.
Sejak saat
itu, aku pun mulai mengerti apa arti kehidupan yang sebenarnya. Bagaimana
kejamnya kehidupan sekarang ini dan bagaimana orang orang yang ada disekeliling
kita. Maka dari itu, kita harus punya bumerang untuk menghadapi semua itu.
Caranya? Yaa pasti, kita butuh tiang untuk menyangga semua itu yaitu agama.
Inshaallah ketika kita memahami agama, kita bisa mengatasi semuanya. Sebenarnya
aku benar benar takut menghadapi kehidupan kedepan ini. Namun aku harus
menjalani dan menikmati semua ini karena inilah yang dinamakan proses. "Just
enjoy and do the best". This is story of my life.
-
KANILA M.S-