Rabu, 26 April 2017

DUA

“DIBALIK KEPALA DUA”

         Ketika umurku beranjak 20 tahun, apa yang aku rasakan? Tepat pada tanggal 31 Maret aku genap berusia 20 tahun. Saat itu, terasa sangat berbeda dari tahun tahun sebelumnya ketika aku berulang tahun. Dulu, ketika ulang tahun aku merasa sangat senang dan merupakan hal yang ku tunggu tunggu. Ucapan dan doa dari orang orang terdekat menjadi hal yang salah satunya membuat hari itu berbeda dari hari hari yang lain. Namun, apa yang aku rasakan ketika ulang tahunku yang ke 20 itu terasa sangat berbeda. Kepala 2 dalam umurku sepertinya merupakan salah satu yang melatarbelakangi apa yang aku rasakan saat itu. Beban rasanya mulai terasa dan banyak pertanyaan yang aku lontarkan kepada diriku sendiri. Wajarkah hal itu terjadi? Apakah semua orang mengalaminya? Entahlah, aku belum melakukan survey ataupun bertanya kepada orang lain. Mungkin inilah namanya perubahan dari masa remaja menuju masa dewasa? Aku tidak tahu. 


Aku merasa bingung dan pikiranku melantur kemana mana akibat pertanyaan yang aku tanyakan kepada diriku sendiri. Mulai dari mau dibawa kemana hidupku ini? Apa yang sudah aku dapatkan selama ini? Apa yang bisa aku banggakan dari diriku? Apa yang sudah aku berikan untuk kedua orang tuaku dan keluargaku? Bagaimana hidup aku untuk agamaku dan orang orang yang ada disekitarku? Apakah ilmu yang aku dapatkan selama ini sudah bermanfaat? Apa yang aku cari dalam hidup ini? Dan masih banyak lagi. Aku berpikir dan merenung. Banyak orang orang disekitarku yang membuatku ingin seperti mereka karena mereka mempunyai banyak prestasi. Banyak pula orang orang disekitarku yang datang kemudian pergi, terus menerus hal ini terjadi. Banyak orang yang aku temukan dengan berbagai karakter yang berbeda beda dan harus aku hadapi. Masih banyak lagi yang aku alami.


Galau rasanya. Entah itu aku yang berlebihan atau memang adakala masa ini terjadi. Sejak hal ini terjadi pada diriku, aku mulai mengubah mind setku. Aku menata tujuan, visi, misi, serta prinsip hidupku. Tidak lupa aku harus selalu optimis dalam menjalani sesuatu tetapi tidak boleh ambisius serta menjadikan sebuah pengalaman menjadi guru yang terbaik. Aku juga mengubah cara pandangku terhadap sesuatu hal dengan cara dapat menempatkannya di berbagai posisi. Aku juga mulai memahami apa arti sukses menurutku karena sekarang tolak ukur kesuksesan seseorang dinilai dari seberapa materi yang dia punya. Apakah hal tersebut benar? Pendapatku itu kurang tepat. Memang benar yang namanya materi itu kita butuhkan. Namun bagi aku, arti sukses yang sebenarnya menurutku adalah ketika kita bisa membahagiakan kedua orang tua dan keluarga, bisa bermanfaat bagi orang lain, serta membawa orang orang yang kita sayangi selalu ada dijalanNya.


Sejak saat itu, aku pun mulai mengerti apa arti kehidupan yang sebenarnya. Bagaimana kejamnya kehidupan sekarang ini dan bagaimana orang orang yang ada disekeliling kita. Maka dari itu, kita harus punya bumerang untuk menghadapi semua itu. Caranya? Yaa pasti, kita butuh tiang untuk menyangga semua itu yaitu agama. Inshaallah ketika kita memahami agama, kita bisa mengatasi semuanya. Sebenarnya aku benar benar takut menghadapi kehidupan kedepan ini. Namun aku harus menjalani dan menikmati semua    ini    karena     inilah     yang dinamakan    proses.  "Just enjoy and do the best". This is story of my life.

- KANILA M.S-

 

Selasa, 25 April 2017

TANGGA

“KETIKA MENAIKI SEBUAH TANGGA UNTUK MENUJU PUNCAK 
NAMUN BARU MENAIKI SATU TANGGA TETAPI TANGGA ITU SUDAH ROBOH, 
DISITULAH SEMUA DIMULAI”


Namaku Kanila, mahasiswi semeseter akhir jurusan Analisis Kimia di Universitas Padjadjaran Bandung. Jurusan yang sebenernya ga sama sekali kepikiran buat aku jalani sekarang. Dulu, aku punya cita cita jadi seorang dokter. Bagiku, seorang dokter itu pekerjaan yang sangat mulia. Mereka bisa menjadi perantara untuk membantu orang orang yang sedang membutuhkan pertolongan karena sesungguhnya Allah swt. lah yang mengatur semuanya. Namun, Allah swt. punya rencana lain untukku. Sesungguhnya aku hanya minta yang terbaik karena menjadi seorang dokter bukanlah hal yang mudah. Amanah yang besar dan proses pendidikannya yang cukup berat membuatku sering bertanya pada diriku sendiri “Apakah aku mampu?”.

Cukup panjang proses yang aku jalani setelah lulus SMA untuk kuliah di tempatku sekarang. Aku daftar dan ikut berbagai test dari mulai perguruan tinggi negeri, politeknik negeri, hingga perguruan tinggi swasta. Semua itu ga mudah bagiku. Aku sempat berada pada kondisi yang benar benar terpuruk. Semua itu seolah olah ketika aku mulai menaiki sebuah tangga untuk mencapai puncak namun baru menaiki satu tangga tetapi tangganya sudah roboh huhu. Terkadang aku menyalahkan diriku sendiri, padahal semua itu salah besar. Aku terlalu optimis dan kurang siap menerima kekalahan. Seharusnya aku tidak begitu. Untungnya, alhamdulillah kedua orangtuaku dan keluargaku selalu ada buat aku. Mereka selalu memberikan motivasi dan menghiburku ketika hasil tidak sesuai dengan keinginanku. Mereka selalu mendukung apapun yang aku pilih. Sungguh, dibalik suatu masalah pasti ada hikmah yang bisa kita petik. Aku sangat bersyukur atas apa yang terjadi saat itu karena dengan adanya kejadian itu aku lebih dekat denganNya dan mulai mengerti apa arti dari “rejeki seseorang tidak akan pernah tertukar antara satu sama lain karena semua telah Allah swt. atur”.  Awalnya aku berpikir, ketika kita bisa mendapatkan nilai yang memuaskan maka mengapa tidak kita dapat mendapatkan apa yang kita inginkan. Namun semuanya tidak begitu. Aku salah besar. 

Dulu, aku berusaha dan berdoa untuk diluluskan di perguruan tinggi negeri dengan jurusan yang terbaik buat aku. Jurusan yang aku mampu dan bisa amanah disana, terlepas dari cita citaku yang ingin menjadi seorang dokter. Memang benar, begitu besar kekuatan doa. Alhamdulillah, Allah jawab doa aku. Sekarang aku sadar setelah aku jalani hampir 3 tahun, jurusan ini sesuai dengan passionku. Meskipun aku sempat mencoba untuk meraih cita citaku kembali di tahun keduaku saat kuliah dengan mengikuti test kembali namun tetap gagal. 


Yang bisa dipetik dari pengalaman ini adalah besarnya kekuatan doa dan jangan pernah putus asa karena Allah swt. lebih tahu apa yang terbaik untuk kita karena tidak semua apa yang kita inginkan adalah yang terbaik untuk kita. Selain itu, dari kejadian yang aku alami itu menjadikanku lebih dekat dengan Allah swt. Itulah yang terpenting dan aku sangat syukuri hingga sekarang. Maka dari itu, selain berusaha jangan lupa untuk berdoa, selebihnya serahkan semuanya kepada Allah swt. karena yang namanya rejeki tidak akan pernah tertukar. Diluar sana juga masih banyak orang orang dengan berbagai masalah yang lebih besar daripada apa yang aku alami dan masih banyak yang tidak seberuntung aku. "Keep sprit, because Allah swt. always beside us dan be husnudzon☺".


- KANILA M.S-